Heboh, Pawai Nazi di Sekolah Thailand
Chiang Mai, Padek—Perayaan tahunan hari olahraga musim panas di sebuah sekolah di utara Thailand Selasa (27/9) memicu kehebohan. Acara yang biasa diramaikan dengan tradisi berbusana unik tersebut menimbulkan keprihatinan di kalangan para orang tua. Sebagian besar malah dibuat gusar dan marah atas tindakan anak-anak mereka.
Pasalnya, semua murid Sekolah Katolik Hati Kudus di Kota Chiang Mai, sekitar 700 kilometer utara Bangkok, itu mengenakan kostum bertema Nazi saat mengadakan pawai. Atribut Nazi pun digunakan, termasuk bendera berlambang swastika (lambang Nazi). Bahkan, seorang gadis dengan bangga tampil berdandan ala pemimpin Nazi Adolf Hitler. Lengkap dengan seragam militer dan kumis tipis ala tokoh yang berjuluk Fuhrer (sang pemimpin) tersebut.
Dalam tradisi sekolah tersebut, setiap tahun para siswa menyiapkan dresscode yang dirahasiakan kepada para guru maupun wali murid. Tujuannya adalah memberikan kejutan ketika tampil di hadapan para undangan.
Biasanya, tema kostum dipikirkan selama berminggu-minggu. Dan, kejutan itu pun terjadi. Diawali dengan rangkaian bunga dan tari-tarian, mereka mempertunjukkan kostum pilihan tahun ini.
Kejutan yang dirancang para siswa tersebut terbukti "berhasil". Para orang tua yang menyaksikan pawai itu menyatakan tertegun ketika para siswa yang seluruhnya putri tersebut tiba di lokasi pawai dengan tersenyum lebar sambil berseragam atau membawa atribut ala Nazi. Aksi tersebut, tulis koran Daily Mail, membuat para guru dan orang tua yang berasal dari luar negeri hanya melongo.
Apalagi, siswa yang memimpin pawai itu adalah remaja putri berpakaian ala Hitler. Perempuan muda yang terus menebar senyum itu sepertinya tidak sadar bahwa aksinya tersebut justru membuat para undangan dan guru geram. Di belakangnya, terdapat sekelompok murid berpakaian ala SS (Schutzstaffel) atau atau pasukan pengawal Hitler. Mereka dilengkapi pula dengan senapan mesin terbuat dari plastik.
”Benar-benar memalukan. Biasanya siswa mengenakan kostum unik dalam acara ini. Tetapi, tidak seorangpun yang terlihat menunjukkan (lambang) Swastika di lingkungan sekolah sebelum acara dimulai,” ujar seorang guru asing di sekolah tersebut. "Kami kaget saat melihat tentara Nazi memasuki lapangan. Kami sampaikan kepada para guru asal Thailand bahwa semua aksi itu tidak patut. Tetapi, mereka tidak paham apa yang salah," tambahnya.
Kemarin, sebuah delegasi dari konsulat Inggris, Amerika Serikat, Prancis, dan Jerman mendatangi sekolah tersebut untuk melayangkan protes. Mereka mendesak agar sejarah modern dan Holocaust masuk dalam kurikulum sekolah.
Kepala sekolah enggan bicara perihal insiden tersebut. Tapi, seorang juru bicara sekolah berdalih bahwa pihaknya tidak tahu apa yang direncanakan para siswa. ”Kami sama sekali tidak bermaksud melukai pihak manapun,” katanya.
Itu bukan insiden pertama yang terjadi di Thailand. Pada 2007 sekitar 200 siswa dari sebuah sekolah di Bangkok juga berdandan ala Nazi ketika merayakan hari olah raga musim panas. Kanya Khemanan, direktur Thewphaingarm School, pun dipaksa minta maaf kepada Simon Wiesenthal Centre Museum Holocaust yang berpusat di Los Angeles menyusul insiden tersebut.
Chiang Mai menjadi tujuan peristirahatan populer bagi warga AS dan Eropa. Sebagian dari mereka kehilangan keluarganya akibat keberingasan Nazi.